Baiklah, mari kita mulai saja langkah persiapan mendesain website.
1. Tujuan/Goal Website
Setiap desain harus mempunyai tujuan yang jelas dan goal apa yang ingin di raih melalui website tersebut. Jika itu website portfolio, tentukan tujuan nya, apakah untuk mendapatkan projek baru? , melakukan personal branding atau untuk menjadi semacam katalog online hasil kerja kita?
Dengan tujuan yang jelas maka kita akan dengan mudah menemukan konsep dan gaya desain yang pas. Hindari tujuan untuk ‘tampil keren’ di awal pemikiran, karena desain yang kita anggap keren itu mungkin hanya bertahan dalam waktu 1 bulan saja, sehingga dalam waktu singkat kita merasa harus mendesain kembali website kita. “Keren” itu hanya “kulit” nya, yang terpenting adalah fungsi dan tujuan website tersebut.
2. Sitemap
Sitemap merupakan bagian yang sangat vital, karena akan menjadi gambaran alur informasi yang jelas mengenai website yang akan kita buat. Tentukan navigasi dan fitur yang di perlukan di tahap ini dan buang fitur yang tidak efektif.
Kalau tujuan website sudah jelas, maka kita bisa berfokus pada tujuan itu dan tidak memasukkan fitur yang kurang penting, seperti chat box atau ruang iklan banner misalnya (sungguh aneh kalau di web portfolio ada banner iklan).
3. Sketsa / Wireframe
Supaya tidak tersesat di kanvas kosong Photoshop, lebih baik kita merancang terlebih dulu di atas kertas. Langkah ini perlu untuk menghindari kerja dua kali di Photoshop. Bisa di bayangkan waktu yang terbuang ketika membuat background atau tombol terlihat bercahaya dan web 2.0 banget!, tapi ternyata letak dan ukurannya kurang tepat.
Tahap ini sangat perlu, terlebih jika kita berurusan dengan website yang mempunyai alur informasi yang kompleks. Dengan sketsa kita dapat menciptakan berbagai kemungkinan layout dengan cepat. Dan kalau kita bekerja dengan klien, mereka lebih senang kalau kita memulai projek dan memperlihatkan hasil sketsa kita sebelum melangkah ke tahap finishing di Photoshop. Ini bisa menjadi jalan untuk melibatkan klien secara aktif di dalam projek tanpa membuat kita kesal (karena untuk merubah hanya perlu menghapus sketsa saja).
4. Resolusi 72 Dpi dan Warga RGB
72 Dpi adalah resolusi standar untuk tampilan di monitor (jangan pernah membuat desain website di resolusi 100 dpi sekalipun, karena ukuran asli nya akan menjadi besar juga). Dan gunakan warna RGB yang memang di khususkan untuk monitor.
Well, langkah ini adalah langkah dasar yang tidak boleh di langgar, jadi jangan lupa teman
5. Lebar Konten Website Maksimal 96- pixel
Seheboh apapun desain yang kamu buat, jaga area konten (teks, foto dll) agar jangan melebihi lebar 960 Pixel. Ini karena standar monitor orang awam masih berkisar di resolusi 1024 x 768. Untuk bagian background image mungkin perlu untuk melebihi lebar 960 pixel ini dengan tujuan supaya background terlihat rapih dan tidak terpotong jika di buka di monitor yang lebar seperti 1360 x 768 pixel atau lebih.
6. Gunakan Gride System
Grid bukanlah suatu pembatasan kreatifitas terhadap desain. Grid di ciptakan untuk mempermudah kita menjaga konsistensi layout dari halaman satu ke halaman yang lain. Selain itu gird juga membantu programmer yang akan menslicing desain kita di photoshop.
Saya biasa menggunakan 960 Grid System, karena sudah merupakan standar di jaman sekarang ini. Jika kamu tidak mau menggunakan grid yang sudah ada, silakan gunakan grid kamu sendiri. Yang terpenting lebar area konten tidak boleh melebihi 960 pixel.
7. Manajemen File/ Folder
Biasakan untuk membuat folder di bagian-bagian penting sebuah website, misalnya, folder header, folder body, folder sidebar, folder footer. Sebenarnya nama folder nya bisa terserah kamu, yang penting di namakan dan masing-masing layer yang termasuk ke dalam satu bagian/section di satukan ke dalam satu folder.
Jangan lupa juga untuk menamakan setiap layer, sehingga akan mudah jika kita ingin mengedit desain kita nanti dan tentu saja ini sangat menolong programmer yang bekerjasama dengan kita.
So, Langkah-langkah diatas yakni awal supaya kita terbiasa mendesain dalam keadaan yang terorganisir (khususnya desain website). Karena kita tahu terkadang kita tidak bisa menyelesaikan suatu projek sendirian, dalam hal ini mungkin kita butuh teman programmer, jadi supaya code yang di hasilkan juga rapih, kita sebagai desainer juga harus memberikan “file mentah” yang rapih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda Tentang Topik Di Atas